Notification

×

Iklan

Iklan

Tagar Terpopuler

Terungkap: Theia, Planet Tetangga Bumi yang Menabrak dan Melahirkan Bulan

2025-11-23 | 21:37 WIB | 0 Dibaca Last Updated 2025-11-23T14:37:51Z
Ruang Iklan

Terungkap: Theia, Planet Tetangga Bumi yang Menabrak dan Melahirkan Bulan

Miliaran tahun silam, Bumi memiliki tetangga kosmik yang kini telah tiada, sebuah protoplanet seukuran Mars bernama Theia. Sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, dalam sebuah peristiwa yang mengubah takdir Bumi secara fundamental, Theia bertabrakan dengan planet kita yang masih muda, menghasilkan puing-puing yang kemudian membentuk Bulan, satelit alami Bumi.

Theia, yang dinamai dari Titaness Yunani, ibu dari dewi Bulan Selene, diperkirakan memiliki diameter sekitar 6.102 kilometer. Protoplanet ini diduga mengorbit Matahari di salah satu titik Lagrange Bumi, lokasi di mana gaya gravitasi Matahari dan Bumi seimbang. Namun, gangguan gravitasi, mungkin dari Venus, menyebabkan Theia terlempar dari orbit stabilnya dan menuju jalur tabrakan dengan proto-Bumi.

Tabrakan dahsyat ini bukanlah benturan langsung, melainkan sebuah tubrukan miring yang menghancurkan Theia dan melontarkan sebagian besar materialnya ke luar angkasa, bercampur dengan sebagian besar mantel silikat Bumi. Energi yang dihasilkan dari dampak tersebut sangat besar, diperkirakan cukup untuk memanaskan Bumi dan menciptakan lautan magma. Dari awan puing-puing yang berputar di orbit Bumi inilah Bulan mulai terbentuk, melalui proses akresi (pengumpulan material) selama jutaan tahun.

Hipotesis Tubrukan Besar ini, sebagai penjelasan paling diakui untuk asal-usul Bulan, didukung oleh berbagai bukti ilmiah. Salah satu bukti paling kuat adalah kesamaan rasio isotop stabil antara batuan Bulan yang dibawa pulang oleh misi Apollo dan batuan Bumi. Ini menunjukkan bahwa Bulan dan Bumi memiliki asal-usul materi yang sama. Selain itu, Bulan memiliki inti besi yang relatif kecil dan kepadatan yang lebih rendah dibandingkan Bumi, konsisten dengan pembentukannya dari material yang terlontar dari mantel Bumi, bukan dari inti planet utuh. Kesamaan orientasi putaran Bumi dan orbit Bulan juga mendukung teori ini.

Dalam perkembangan terbaru, beberapa ilmuwan menduga bahwa Theia mungkin tidak sepenuhnya hancur dan lenyap. Penelitian menunjukkan bahwa sisa-sisa material Theia mungkin masih tersembunyi jauh di dalam mantel Bumi. Para seismolog telah lama kebingungan dengan adanya dua gumpalan massa bebatuan misterius yang besar di bawah permukaan Bumi, satu di bawah Afrika dan satu lagi di bawah Samudra Pasifik, yang dikenal sebagai large low-shear-velocity provinces (LLSVPs). Gumpalan-gumpalan ini memiliki ukuran ribuan kilometer, lebih padat, dan secara kimiawi berbeda dari batuan mantel di sekitarnya. Teori baru ini mengusulkan bahwa LLSVPs tersebut bisa jadi merupakan fragmen Theia yang tenggelam dan terakumulasi di dekat inti Bumi setelah tabrakan terjadi.

Meskipun Hipotesis Tubrukan Besar secara luas diterima, penelitian terus berlanjut untuk menyempurnakan modelnya. Beberapa pertanyaan masih belum terjawab sepenuhnya, termasuk mengapa Venus, yang juga mengalami tabrakan besar selama pembentukannya, tidak memiliki bulan serupa. Simulasi superkomputer juga terus memberikan wawasan baru, bahkan ada yang menyarankan bahwa Bulan mungkin terbentuk "seketika" setelah tabrakan, bukan secara bertahap dari piringan puing-puing.

Kisah Bumi dan Theia adalah pengingat akan masa lalu tata surya yang penuh kekerasan dan dinamis, sebuah peristiwa kosmik yang tidak hanya membentuk Bulan yang kita lihat setiap malam, tetapi juga berpotensi meninggalkan warisan tersembunyi jauh di dalam planet kita sendiri.