
Ujian Kemampuan Skolastik Perguruan Tinggi (CSAT), atau yang dikenal juga dengan sebutan Suneung, kembali digelar di Korea Selatan pada Kamis, 13 November 2025, menjadi momen penentu masa depan bagi ratusan ribu siswa. Untuk memastikan tidak ada gangguan sekecil apa pun selama sesi paling krusial, pemerintah Korea Selatan menerapkan langkah-langkah luar biasa, termasuk menutup bandara dan menghentikan seluruh lalu lintas penerbangan selama 35 menit secara nasional.
Penutupan lalu lintas udara ini secara spesifik dilakukan antara pukul 13.05 siang hingga 13.40 siang waktu setempat (KST), bertepatan dengan sesi ujian mendengarkan bahasa Inggris. Kebijakan ini diterapkan oleh Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi (MOLIT) guna mencegah kebisingan pesawat mengganggu konsentrasi sekitar 554.174 peserta ujian. Sebanyak 140 hingga 156 jadwal penerbangan, baik domestik maupun internasional, terpaksa disesuaikan. Pesawat yang sudah mengudara diinstruksikan untuk tetap berada di ketinggian minimal 3 kilometer (3.000 meter) di bawah kendali otoritas lalu lintas udara, kecuali dalam kondisi darurat. Maskapai penerbangan telah memberikan pemberitahuan sebelumnya kepada para penumpang mengenai perubahan jadwal ini.
CSAT adalah ujian masuk universitas standar nasional yang sangat penting di Korea Selatan, sering kali dianggap sebagai penentu kesuksesan sosial, keamanan ekonomi, dan bahkan prospek pernikahan seseorang di masyarakat yang sangat kompetitif. Ujian maraton selama delapan hingga sembilan jam ini mencakup berbagai mata pelajaran seperti Bahasa Korea, Matematika, Bahasa Inggris, Sejarah Korea, dan pilihan mata pelajaran Ilmu Sosial, Ilmu Alam, atau Pendidikan Kejuruan, serta Bahasa Asing Kedua. Tahun ini, jumlah pendaftar meningkat 6% dari tahun sebelumnya, menjadi yang tertinggi sejak 2019.
Selain penutupan bandara, pemerintah juga memberlakukan berbagai langkah lain untuk mendukung kelancaran ujian. Latihan militer yang menghasilkan kebisingan dan aktivitas konstruksi dihentikan sementara. Jam kerja di kantor-kantor pemerintahan dan lembaga publik, serta pasar keuangan, ditunda satu jam, baru dimulai pukul 10.00 pagi untuk mengurangi kemacetan lalu lintas dan memastikan peserta ujian tiba tepat waktu. Layanan transportasi umum, seperti kereta bawah tanah dan bus, menambah frekuensi dan memperpanjang jam sibuk operasional. Bahkan, polisi dikerahkan untuk membantu mengantar siswa yang terlambat ke lokasi ujian, dan para pengunjuk rasa di beberapa wilayah memilih untuk melakukan aksi senyap demi menghormati suasana hening. Seluruh upaya ini menunjukkan betapa besar nilai pendidikan dan ujian CSAT dalam budaya Korea Selatan.