
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menekankan bahwa guru memiliki peran yang lebih luas daripada sekadar mengajar di dalam kelas. Jelang peringatan Hari Guru Nasional pada 25 November 2025, Mu'ti menyatakan bahwa guru juga merupakan agen peradaban dan model kerukunan di tengah masyarakat Indonesia yang pluralistik.
Dalam webinar literasi keagamaan lintas budaya yang diselenggarakan oleh Leimena Institut dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) pada Senin (24/11/2025), Mu'ti menegaskan bahwa guru harus menjadi teladan bagaimana hidup rukun dan berdampingan dengan mereka yang memiliki latar belakang berbeda. Ia melihat keberagaman suku, agama, dan budaya di Indonesia sebagai kekayaan yang memperkaya perspektif dan memperluas jaringan masyarakat.
Mu'ti mendorong sekolah untuk berfungsi sebagai "titik kumpul" (meeting point) dan "titik melebur" (melting point) di mana siswa dapat berinteraksi dan secara langsung mengamati keberagaman. Selain itu, guru juga diimbau untuk melibatkan siswa dalam aktivitas interaksi lintas iman dan lintas budaya, guna membiasakan mereka bekerja sama di tengah perbedaan.
Pentingnya peran guru sebagai teladan dalam membentuk karakter peserta didik telah menjadi fokus dalam kebijakan pendidikan. Sebelumnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga telah mencanangkan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) secara bertahap sejak tahun 2016, dengan sekolah sebagai sarana strategis pembentukan karakter bangsa. Guru sebagai sosok utama memiliki tanggung jawab membentuk karakter siswa melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga, sejalan dengan semangat Hari Guru Nasional 2017 yang mengangkat tema "Membangun Pendidikan Karakter melalui Keteladanan Guru".
Sejalan dengan ini, tema Hari Guru Nasional 2025 yang diusung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi adalah "Guru Hebat, Indonesia Kuat". Tema tersebut menggarisbawahi bahwa guru yang hebat tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan, tetapi juga memiliki komitmen moral, karakter kuat, serta kemampuan menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada peserta didik. Hal ini sejalan dengan pandangan bahwa keteladanan guru sangat penting dalam menumbuhkan sikap toleransi dan membentuk karakter murid yang memiliki sikap positif seperti rasa tanggung jawab, percaya diri, dan kemandirian.