:strip_icc()/kly-media-production/medias/5408422/original/008321500_1762776858-Al-Quran.jpg)
Memberi dan menjawab salam merupakan salah satu aspek penting dalam interaksi sosial umat Muslim, yang tidak hanya sekadar sapaan, tetapi juga doa dan harapan keselamatan. Dalam ajaran Islam, hukum menjawab salam adalah wajib, baik secara fardu 'ain untuk individu atau fardu kifayah untuk kelompok, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an Surah An-Nisa ayat 86 dan beberapa hadis Rasulullah SAW. Ayat tersebut mengamanatkan untuk membalas penghormatan dengan yang lebih baik atau yang setara.
Mengenai pertanyaan apakah boleh menjawab salam dengan berteriak, tidak ada larangan eksplisit dalam nash Al-Qur'an maupun hadis yang melarang menjawab salam dengan suara keras. Prinsip utamanya adalah jawaban salam harus disampaikan dengan jelas agar terdengar oleh pemberi salam. Oleh karena itu, jika situasi mengharuskan suara keras, misalnya karena jarak yang jauh atau kondisi lingkungan yang bising, maka berteriak atau mengeraskan suara untuk menjawab salam diperbolehkan selama tidak melanggar adab dan etika kesopanan.
Adab dalam menjawab salam sangat ditekankan dalam Islam. Jawaban yang paling sempurna adalah "Wa 'alaikumus-salam wa rahmatullahi wa barakatuh", yang berarti "Semoga keselamatan, rahmat, dan berkah Allah juga tercurah kepadamu". Jika seseorang mengucapkan "Assalamu'alaikum", dianjurkan untuk menjawab dengan yang lebih baik, seperti "Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh". Bahkan, menurut beberapa ulama, menghilangkan huruf "wawu" di depan kalimat, seperti "Alaikumussalaam" juga dianggap cukup dan sah.
Beberapa pengecualian di mana hukum menjawab salam menjadi tidak wajib antara lain saat sedang khutbah, membaca Al-Qur'an dengan keras, adzan, iqamah, atau ketika sedang shalat. Bagi orang yang sedang shalat, dia dapat memilih untuk membalas salam dengan isyarat jari atau menunggu shalatnya selesai untuk kemudian menjawab salam secara lisan. Selain itu, meskipun Islam menekankan kasih sayang kepada sesama makhluk, terdapat adab khusus dalam menjawab salam dari non-Muslim, yaitu cukup dengan ucapan "Wa 'alaikum" sebagai bentuk penghormatan dan pembatasan doa.
Secara keseluruhan, menjawab salam adalah ibadah yang memiliki nilai spiritual dan sosial tinggi, membangun keharmonisan, mendapatkan pahala, menunjukkan akhlak yang baik, serta merupakan doa untuk keselamatan. Rasulullah SAW sendiri telah mencontohkan berbagai lafal jawaban salam yang disesuaikan dengan subjek pemberi salam. Ini menunjukkan fleksibilitas dalam pengucapan, selama esensi doa dan penghormatan tetap tersampaikan dengan baik dan jelas.