Notification

×

Iklan

Iklan

Tagar Terpopuler

Kelinci 'Punah' Ditemukan Kembali: Terungkap Lewat Kamera Usai 13 Dekade

2025-11-20 | 15:20 WIB | 0 Dibaca Last Updated 2025-11-20T08:20:12Z
Ruang Iklan

Kelinci 'Punah' Ditemukan Kembali: Terungkap Lewat Kamera Usai 13 Dekade

Para ilmuwan telah mengonfirmasi penemuan kembali seekor kelinci yang selama ini dianggap punah, setelah lebih dari satu abad tidak terlihat. Kelinci Omiltemi cottontail (Sylvilagus insonus), yang terakhir kali didokumentasikan oleh para ilmuwan pada tahun 1904, tertangkap kamera pada tahun 2024 di pegunungan Sierra Madre del Sur, Meksiko selatan, setelah 120 tahun menghilang dari catatan ilmiah.

Penemuan kembali yang menakjubkan ini merupakan hasil dari ekspedisi lima tahun yang dipimpin oleh ahli ekologi José Alberto Almazán-Catalán, presiden Instituto para el Manejo y Conservación de la Biodiversidad (INMACOB). Timnya menggunakan perangkap kamera dan melakukan wawancara dengan masyarakat lokal yang selama ini bersikeras bahwa kelinci Omiltemi masih berkeliaran di hutan lebat.

Rekaman yang diambil pada tahun 2024 menunjukkan seekor kelinci muda yang melompat di depan perangkap kamera, membuat para ilmuwan awalnya bingung karena tidak menyerupai spesies yang dikenal di wilayah tersebut. Fernando Ruiz-Gutiérrez, seorang ahli biologi, dengan cermat meneliti catatannya dan berkonsultasi dengan rekan-rekannya untuk mengkonfirmasi hipotesis. Beberapa kilometer jauhnya, Almazán-Catalán memiliki jawabannya, setelah sebelumnya menangkap spesimen dewasa dan melakukan serangkaian penelitian, ia kini memiliki bukti tak terbantahkan bahwa kelinci Omiltemi cottontail masih hidup.

Kelinci Omiltemi cottontail memiliki ciri khas bulu abu-abu kecoklatan dan ekor hitam pendek, berbeda dengan ekor putih berbulu halus yang umum pada kelinci cottontail lainnya. Spesies ini juga lebih kecil dari kelinci lain di daerah tersebut dan memiliki telinga yang lebih pendek. Kelinci ini terakhir kali ditemukan oleh naturalis AS Edward William Nelson pada tahun 1904.

Hilangnya spesies ini dari pandangan ilmiah selama lebih dari satu abad disebabkan oleh kombinasi rentang distribusi yang sangat kecil, hilangnya habitat akibat kebakaran dan pembukaan lahan pertanian, serta perburuan subsisten oleh masyarakat lokal. Meskipun para ilmuwan kehilangan jejak kelinci ini selama seabad, penduduk setempat sangat menyadari keberadaannya, dan beberapa komunitas bahkan mengandalkan spesies ini sebagai sumber makanan.

Penemuan kembali ini menjadi spesies ke-13 yang berhasil ditemukan kembali sebagai bagian dari inisiatif "Search for Lost Species" Re:wild, sebuah upaya global terbesar untuk menemukan dan melindungi spesies yang belum didokumentasikan secara ilmiah dalam setidaknya 10 tahun terakhir. Para ilmuwan kini bersemangat untuk mempelajari lebih lanjut tentang peran kelinci Omiltemi dalam ekosistemnya. Meskipun kecil, kelinci ini memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan, membantu penyebaran benih saat mencari makan, dan kotorannya berkontribusi pada kesuburan tanah. Selain itu, kelinci ini juga berfungsi sebagai spesies mangsa vital bagi berbagai predator seperti ular, burung hantu, ocelot, puma, dan koyote.

Upaya konservasi di masa depan akan memerlukan kolaborasi dengan penduduk setempat, pihak berwenang, dan organisasi lingkungan seperti Komisi Nasional Kawasan Lindung Alam (CONANP) untuk memastikan kelangsungan hidup kelinci Omiltemi cottontail.