Notification

×

Iklan

Iklan

Tagar Terpopuler

Konsolidasi Kampus: Membentuk Ulang Pendidikan Tinggi

2025-11-20 | 00:34 WIB | 0 Dibaca Last Updated 2025-11-19T17:34:39Z
Ruang Iklan

Konsolidasi Kampus: Membentuk Ulang Pendidikan Tinggi

Wacana mengenai konsolidasi kampus tengah menjadi sorotan utama dalam agenda pengembangan pendidikan tinggi di Indonesia, puncaknya digagas melalui Konferensi Puncak Pendidikan Tinggi Indonesia (KPPTI) 2025 yang berlangsung di Universitas Negeri Surabaya pada 19-21 November 2025. Forum nasional ini menjadi ekspresi kesadaran kolektif untuk mempercepat transformasi pendidikan tinggi menuju Indonesia Emas 2045, dengan tema besar "Kampus Berdampak: Konsolidasi dan Penguatan Ekosistem Pendidikan Tinggi Menuju Indonesia Emas 2045".

Konsolidasi kampus, dalam konteks ini, dimaknai sebagai penyelarasan arah, kebijakan, dan visi bersama, serta penguatan ekosistem yang menekankan kolaborasi nyata dan berbagi praktik baik antar berbagai jenis institusi pendidikan tinggi: Perguruan Tinggi Negeri (PTN), Perguruan Tinggi Swasta (PTS), Perguruan Tinggi Kementerian/Lembaga (PTKL), dan Perguruan Tinggi Luar Negeri (PTLN). Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek), Khairul Munadi, menegaskan pentingnya kolaborasi dan konsolidasi untuk membangun kepercayaan dan kesepahaman antar seluruh entitas ekosistem pendidikan tinggi.

Latar belakang dari dorongan konsolidasi ini adalah tantangan relevansi pendidikan tinggi. Data Badan Pusat Statistik 2024 mencatat sekitar sepuluh persen pengangguran terbuka di Indonesia berasal dari lulusan sarjana dan diploma, mengindikasikan adanya kesenjangan antara apa yang diajarkan di kampus dan kebutuhan dunia kerja. UNESCO (2023) juga mencatat bahwa ekspansi institusi tanpa orientasi mutu dan dampak berisiko menurunkan kualitas pendidikan. Konsolidasi diharapkan dapat menggeser paradigma dari orientasi administratif menuju penciptaan dampak (impact creation) yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat dan peradaban.

Manfaat yang diharapkan dari konsolidasi ini meliputi peningkatan keterserapan lulusan, riset terapan yang lebih berdampak, dan internasionalisasi pendidikan tinggi, sejalan dengan Rencana Strategis Kemdikti-Saintek 2025-2029. Melalui penggabungan dan penyatuan sumber daya, institusi yang lebih besar dan kuat dapat terbentuk, yang berpotensi meningkatkan efisiensi operasional, memperluas pasar, dan mengurangi persaingan yang destruktif. Contoh konsolidasi di berbagai sektor, seperti pembentukan Bank Mandiri dari empat bank milik negara, menunjukkan potensi lahirnya entitas yang lebih kuat dan efisien. Di dunia pendidikan, penggabungan STIKES A Yani dan STMIK A Yani menjadi Universitas Jenderal Ahmad Yani juga menjadi contoh konsolidasi yang membentuk entitas baru.

Namun, proses konsolidasi juga tidak lepas dari tantangan. Perbedaan sistem dan budaya kerja antar kampus, perbedaan visi, cara kerja, hingga struktur organisasi dapat menimbulkan konflik internal. Mahasiswa seringkali menjadi pihak yang paling merasakan dampaknya, dengan kekhawatiran terkait status ijazah, pengakuan program studi, hingga hilangnya identitas almamater. Selain itu, resistensi dari yayasan atau keluarga yang ingin mempertahankan sejarah institusi juga menjadi hambatan, khususnya dalam konteks merger PTS. Faktor ego internal seringkali menjadi penghambat terbesar, meskipun hasil audit finansial dan hukum telah baik.

KPPTI 2025 ini mempertemukan sekitar 2.000 peserta dan 55 pembicara dari berbagai latar belakang, termasuk pimpinan kampus, industri, pemerintah daerah, dan asosiasi profesi, untuk merumuskan arah transformasi. Konferensi ini diharapkan menghasilkan komitmen terstruktur antar-institusi, kebijakan, rekomendasi, publikasi prosiding, model kolaborasi PTN-PTS-PTKL-industri, serta agenda strategis untuk meningkatkan keterserapan lulusan. Tujuannya adalah untuk membawa Indonesia ke liga utama negara modern yang bersandar pada sains dan inovasi, serta menempatkan kampus sebagai agen pembangunan berkelanjutan.