Notification

×

Iklan

Iklan

Tagar Terpopuler

Mengungkap Biang Kerok Cuaca Ekstrem Indonesia: Prediksi Hujan 24 November, Bagaimana Kotamu?

2025-11-24 | 04:45 WIB | 0 Dibaca Last Updated 2025-11-23T21:45:04Z
Ruang Iklan

Mengungkap Biang Kerok Cuaca Ekstrem Indonesia: Prediksi Hujan 24 November, Bagaimana Kotamu?

Berbagai wilayah di Indonesia tengah dilanda cuaca ekstrem dengan intensitas hujan lebat hingga sangat lebat. Fenomena ini dipengaruhi oleh interaksi kompleks dari berbagai faktor cuaca dan geografis. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengidentifikasi beberapa pemicu utama di balik kondisi atmosfer yang tidak stabil ini.

Salah satu penyebab signifikan adalah suhu muka laut yang lebih hangat dari normal di perairan Indonesia, dengan anomali mencapai 0,5 hingga 3 derajat Celsius di atas kondisi normal. Kondisi ini memperkuat proses penguapan dan meningkatkan pembentukan awan hujan di atmosfer. Selain itu, angin Monsun Asia telah aktif sejak awal November, membawa massa udara lembap dari Samudra Hindia yang menambah kandungan uap air di atmosfer dan memicu pembentukan awan hujan yang lebih intens dan meluas.

Indonesia juga berada di puncak musim hujan, yang diprediksi akan berlangsung dari November hingga Desember 2025 untuk wilayah Indonesia bagian barat, dan Januari hingga Februari 2026 untuk Indonesia bagian selatan dan timur. Beberapa wilayah bahkan telah memulai musim hujan lebih awal dari biasanya. Puncak musim hujan kali ini diprediksi berlangsung lebih panjang dari biasanya.

Dinamika atmosfer skala global dan regional turut berperan. Fenomena seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, dan gelombang Rossby Ekuatorial terdeteksi aktif. MJO menyebabkan pergerakan kumpulan awan hujan dari Samudra Hindia melintasi Indonesia, sementara gelombang Kelvin dan Rossby mengindikasikan potensi pertumbuhan awan hujan skala luas di sekitar wilayah yang dilewatinya. Indeks Dipole Mode negatif juga berkontribusi, menandakan aliran massa udara dari Samudra Hindia ke Indonesia.

Lebih lanjut, keberadaan dua bibit siklon tropis, yaitu Bibit Siklon Tropis 95B di Selat Malaka dan Bibit Siklon Tropis 92W di Samudra Pasifik utara Papua, serta satu siklon tropis FINA, semakin memperparah kondisi. Ketiga fenomena ini membawa curah hujan tinggi dan gelombang laut di berbagai wilayah. Topografi Indonesia yang bergunung-gunung dan dataran rendah juga memengaruhi terjadinya hujan ekstrem, di mana angin yang melintasi pegunungan dapat memicu hujan lebat di dataran rendah di sebelah baratnya. Perubahan iklim global secara umum juga meningkatkan risiko hujan ekstrem.

Untuk tanggal 24 November 2025, BMKG terus mengeluarkan peringatan dini. Beberapa wilayah diprediksi akan mengalami hujan ringan hingga lebat. Di Jawa Timur, terdapat potensi cuaca ekstrem dengan hujan sedang hingga lebat yang disertai kilat serta angin kencang. Sementara itu, wilayah Bandung diperkirakan berawan hingga hujan ringan, dan Yogyakarta diprakirakan mengalami hujan ringan pada siang hingga sore hari, serta berawan pada malam hari. Untuk Jawa Barat secara umum, masyarakat diimbau untuk mewaspadai hujan. Meskipun demikian, prakiraan cuaca Jakarta menunjukkan potensi berawan hingga berawan tebal. Masyarakat diimbau untuk terus memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG dan meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.