:strip_icc()/kly-media-production/medias/5422510/original/059654800_1763989808-Masjid_-_Osman_Koycu.jpg)
Waktu menjelang Maghrib, saat mentari perlahan terbenam dan kegelapan mulai menyelimuti, merupakan momen istimewa yang dianjurkan Rasulullah SAW untuk dimanfaatkan umat Muslim dalam memperkuat iman dan spiritualitas. Periode transisi antara siang dan malam ini memiliki nilai keberkahan tinggi dan disebut sebagai salah satu waktu mustajab untuk berdoa.
Salah satu amalan penting yang diajarkan Rasulullah SAW menjelang Maghrib adalah tindakan perlindungan diri dan keluarga. Beliau menganjurkan untuk menutup pintu-pintu rumah dan menahan anak-anak di dalam ruangan karena pada waktu tersebut setan sedang berkeliaran. Anjuran ini bertujuan untuk memberikan perlindungan spiritual dari gangguan makhluk halus.
Memperbanyak zikir dan doa menjadi inti amalan yang dapat menguatkan iman pada waktu ini. Rasulullah SAW mencontohkan berbagai bacaan zikir dan doa yang dikenal sebagai Al-Ma'thurat, yang telah disusun oleh Imam Hasan Al-Banna. Kumpulan zikir dan doa ini berisi permohonan perlindungan rohani dan fisik, permintaan keampunan dan rahmat Allah, serta selawat kepada Nabi Muhammad SAW. Imam Al-Ghazali dalam kitab Bidayatul Hidayah juga menyarankan untuk memperbanyak tasbih dan istighfar saat matahari mulai menguning, sebanding dengan keutamaan waktu sebelum terbit matahari.
Beberapa doa spesifik yang dapat diamalkan menjelang Maghrib termasuk membaca Ayat Kursi, Surah Al-Ikhlas, Surah Al-Falaq, dan Surah An-Nas. Imam Al-Ghazali juga menambahkan anjuran membaca Surah Asy-Syams dan Al-Lail. Sebuah doa petang yang diriwayatkan oleh Sahabat Ibnu Mas'ud dalam Sahih Muslim juga berisi permohonan kebaikan malam hari dan perlindungan dari keburukannya, serta berlindung dari rasa malas dan usia tua yang buruk.
Selain zikir dan doa, membaca Al-Qur'an juga sangat dianjurkan. Ustaz Abdul Somad dan Imam Nawawi menjelaskan bahwa waktu menjelang Maghrib adalah momen yang tenang, saat hati merunduk, menjadikannya waktu terbaik untuk berzikir dan membaca Al-Qur'an karena Allah SWT lebih dekat kepada hamba-Nya yang berzikir dan membaca ayat-ayat-Nya. Aktivitas ini tidak hanya mendatangkan pahala, tetapi juga mendekatkan diri kepada Allah SWT dan membawa ketenangan batin.
Amalan shalat sunnah Qabliyah Maghrib, yaitu dua rakaat sebelum shalat fardhu Maghrib, juga merupakan bagian dari sunnah Nabi. Meskipun Rasulullah SAW mengucapkannya dengan frasa "bagi yang ingin" agar tidak dianggap wajib, para sahabat sering melaksanakannya. Shalat sunnah ini, bersama dengan shalat fardhu dan amalan lainnya, menjadi sarana untuk menyempurnakan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah.
Secara keseluruhan, amalan-amalan menjelang Maghrib ini memiliki banyak manfaat spiritual. Ia mengingatkan akan kehadiran Allah, membawa ketenangan dan kedamaian hati setelah seharian beraktivitas, serta membantu memupuk rasa syukur atas segala nikmat. Dengan merenungkan makna doa dan memanfaatkan waktu yang penuh keberkahan ini, seorang Muslim dapat memperkuat ikatan spiritual dengan Tuhannya dan menemukan keteguhan dalam menghadapi cobaan hidup. Waktu singkat antara Maghrib dan Isya, yang dikenal sebagai "ma baina al-Isyaain," secara khusus disebut sebagai waktu yang penuh berkah dan sangat dianjurkan untuk diisi dengan amal kebaikan.