:strip_icc()/kly-media-production/medias/5408653/original/001733600_1762829688-6fe816cd-624f-4624-bc57-dbc5c122e19c.png)
Bacaan Sholawat Diba, sebuah kompilasi syair pujian dan sanjungan kepada Nabi Muhammad SAW, terus menjadi amalan yang populer di kalangan umat Muslim, khususnya di Indonesia. Kitab ini tidak hanya berisi shalawat, tetapi juga mengisahkan sirah Nabawi, hadits, dan bahkan ayat-ayat Al-Qur'an, menjadikannya bernilai pahala tinggi bagi pembacanya.
Sholawat Diba dikarang oleh seorang ulama masyhur dari Yaman bernama Abdurrahman bin Ali bin Muhammad bin Umar ad-Diba'i asy-Syaibani, atau lebih akrab dikenal sebagai Ibnu Diba. Beliau lahir pada 4 Muharram 866 H di Yaman Utara dan wafat pada 26 Rajab 944 H. Ibnu Diba dikenal sebagai ulama produktif yang memiliki banyak karangan di bidang hadis dan sejarah, dengan Sholawat Diba'i sebagai karyanya yang paling terkenal. Kitab ini merupakan ringkasan dari kitab Maulid Syaraful Anâm.
Pembacaan Sholawat Diba seringkali menjadi bagian dari peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, mengingatkan umat akan kelahiran beliau yang membawa rahmat bagi seluruh alam. Amalan ini tidak hanya mempertebal rasa syukur, tetapi juga membuka peluang untuk mendapatkan hikmah dan ilmu dari kisah kehidupan Nabi. Sama seperti shalawat lainnya seperti Sholawat Nariyah, Sholawat Busyro, dan Sholawat Ibrahimiyah, Sholawat Diba diyakini membawa ketenangan dan keberkahan bagi siapa pun yang melafalkannya.
Dalam praktiknya, Maulid Diba berisi kisah Nabi Muhammad SAW yang meliputi penciptaan beliau, kehamilan sang ibunda, mukjizat dan karamah jelang kelahiran, hingga perjuangan dan dakwah beliau. Beberapa bagian awal bacaan Sholawat Diba meliputi: "Yaa rabbii shalli 'alaa Muhammad — Yaa rabbii shalli 'alaihi wa sallim" yang berarti "Ya Allah, tetapkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad — dan limpahkanlah rahmat serta salam kepadanya"; "Yaa rabbii balligh-hul wasiilah — Yaa rabbii khush-shah bil fadhiilah" yang artinya "Ya Allah, sampaikanlah kepadanya wasilah — Ya Allah, khususkanlah ia dengan keutamaan"; dan "Yaa rabbii wardha 'anis shahaabah — Yaa rabbii wardha 'anis sulaalah" yang bermakna "Ya Allah, ridailah para sahabat — dan ridailah pula keturunannya."
Keutamaan membaca Maulid Diba sangatlah beragam. Selain bernilai pahala karena membaca Al-Qur'an dan bershalawat di dalamnya, amalan ini juga dipercaya dapat mengabulkan doa, memberikan peluang mendapatkan syafaat Nabi Muhammad SAW di hari kiamat, menghilangkan kesusahan, serta menghapuskan dosa dan membersihkan pribadi. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam QS. Al-Ahzab: 56 yang menganjurkan umat beriman untuk bershalawat kepada Nabi. Para ulama juga meyakini bahwa hukum membaca shalawat Diba'iyyah adalah sunnah Muakkadah.
Pengamalan Maulid Diba hendaknya dilakukan di tempat yang layak, penuh adab dan sopan, serta dalam keadaan suci. Beberapa tahapan pengamalannya biasanya diawali dengan membaca Surat Al-Fatihah yang ditujukan kepada Rasulullah SAW dan Imam ad-Diba'i, dilanjutkan dengan seruan untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Tradisi "dibaan" atau pembacaan kitab Maulid Diba secara rutin telah mengakar kuat di masyarakat Indonesia, seringkali dilaksanakan secara bergilir di rumah-rumah atau dalam majelis taklim, menunjukkan kecintaan umat terhadap Rasulullah SAW dan upaya untuk meneladani akhlak mulia beliau.